C. MONUMEN ( Makam)
1. Kuburan Tua Raja Sidabutar
Salah satu peninggalan zaman
megalitik yang cukup terkenal di Pulau Samosir adalah Makam Raja Sidabutar.
Kuburan tua tersebut terletak di Desa Tomok, Kecamatan Simanindo, Kabupaten
Samosir, Provinsi Sumatera Barat.
Makam yang terbuat dari batu utuh
tanpa persambungan ini dipahat untuk tempat peristirahatan Raja Sidabutar,
penguasa kawasan Tomok pada masa itu. Walaupun bergelar raja, namun sebenarnya
kekuasaannya setara dengan kepala adat atau kepala desa. Berdasarkan sejarah,
Sidabutar merupakan orang pertama yang menginjakkan kakinya di Pulau Samosir.
Kuburan yang sudah berumur 469 tahun itu, merupakan kubur batu (sarkofagus).
Pada batu itu, selain dipahatkan wajah sang
raja, juga dipahatkan wajah permaisurinya yang bernama Boru Damanik. Di
kompleks itu, terdapat pula ukiran lelaki yang duduk di bawah pahatan kepala
raja, yaitu Panglima Guru Saung Lang Meraji. Lelaki yang berasal dari daerah
Pakpak Dairi tersebut, konon adalah penasih raja sekaligus panglima perang yang
sangat dipercaya. Sedangkan, kedua patung gajah yang diletakkan di sebelah kiri
dan kanan kuburan batu Raja Sidabutar mempunyai kisah tersendiri.
Kompleks makam berisi tiga kuburan raja beserta beberapa
kuburan kerabatnya. Raja yang pertama
dan raja yang kedua belum memeluk agama
samawi namun masih menganut aliran kepercayaan setempat yang biasa disebut
Parmalim. Sedangkan untuk raja yang ketiga, yang bernama Solompoan Sidabutar
sudah menganut agama Kristen yang dibawa oleh Nomensen, seorang misionaris asal
Jerman pada tahun 1881 ke Tanah Batak. Perbedaan aliran yang dianut oleh
raja-raja, ditandai dengan kain yang diletakkan di atas makam, dan ornamen
salib yang menghiasi makam raja ketiga.
Sebelum memasuki pemakaman Raja
Sidabutar, pengunjung pertama sekali diwajibkan mengenakan ulos yang sudah
disediakan penjaga makam tepat di depan pintu masuk kompleks makam. Ketentuan
ini telah berlaku semenjak Raja Sidabutar wafat pada tahun 1544. Menurut
kepercayaan masyarakat setempat, bila hal ini dilanggar maka pengunjung yang
melanggar tersebut akan didatangi oleh Raja Sidabutar lewat mimpi. Ulos
tersebut sebagai simbol untuk menjaga kesopanan. Ulos yang digunakan pengunjung
pria berbeda dengan ulos yang digunakan oleh pengunjung perempuan. Di belakang
makam tersebut juga terdapat patung batu yang menggambarkan perkumpulan
masyarakat Batak. Dahulunya patung tersebut digunakan para leluhur untuk
memohon agar diturunkan hujan.
Jenis dan macam Gorga yang digunakan
- Gorga Singa-singa.
Ukiran gorga ini terdapat di setiap gorga fungsi nya untuk menjaga ruma
dari mara bahaya atau mistis yang akan mengganggu.
- Gorga Simataniari, gorga
ini mengambil bentuk matahari Dibuat sebagai symbol betapa pentingnya
fungsi matahari dalam kehidupan sehari-hari.
- Gorga Jorgom atau Gorga Ulu Singa biasanya ditempatkan di atas pintu masuk.
Bentuknya menyerupai binatang atau manusia.
- Gorga Boraspati dan Adop Adop. Boraspati adalah binatang sejenis cicak atau
kadal. Binatang ini sangat jarang terlihat. Orang batak mengartikan
Boraspati sebagai symbol kedamaian dan ketentraman. Gorga ini sering juga
dikombinasikan dengan ukiran tarus (payudara). Payudara bagi orang batak
adalah symbol kesuburan dan juga pertanda bahwa penghuni ruma memiliki
banyak keturunan. Bagi orang batak, banyaknya keturunan adalah pertanda
memiliki wibawa.
- Gorga Desa Naualu, gorga
ini mengambil bentuk delapan penjuru mata angin. Orang batak jaman dulu
sudah mengenal mata angin. Mata angin sangat penting kaitannya
dengan
aktivitas – aktivitas ritual atau upacara – upacara. Gorga ini memberikan arti
bahwa mata angin sangat penting bagi orang batak.
a. Cat Gorga
Cat gorga
terdapat tiga warna. Warna – warna cat ini dahulu dibuat secara alamiah.
1. Cat Merah diambil dari batu hula, sejenis batu alam berwarna
merah yang sangat sulit untuk didapatkan saat ini. Batu ini kemudian ditumbuk
sampai halus seperti tepung lalu dicampur air.
2. Cat Putih diambil dari tanah berwarna putih. Tanah halus dan
lunak yang bagi orang batak sering disebut Tano Buro. Tano Buro ini digiling
sampai halus serta dicampur dengan sedikit air.
3. Cat Hitam dibuat dari sejenis tumbuh – tumbuhan yang ditumbuk
sampai halus serta dicampur dengan abu periuk dan kuali. Kemudian digongseng
sampai menghasilkan warna seperti cat tembok hitam saat ini.
2. MAKAM
SIDAURUK HUTA BOLON DIMANINDO
Simanindo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten
Samosir, Sumatera Utara, Indonesia.
Ibukota kecamatan ini berada di desa Ambarita.Di Simanindo ada sebuah
pulau yang dijadikan objek wisata, yaitu Pulau Tao yang sudah terkenal sejak
zaman Belanda
Desa Simanindo, Kecamatan Simanindo,
Sangel Tapanuli Utara.Museum Huta Bolon Simanindo merupakan warisan Raja Sidauruk. Sejak 1969 bangunan
ini dijadikan museum terbuka. Museum ini terdiri atas sejumlah rumah adat
dengan Huta Bolon Simanindo sebagai master
piece-nya.
Koleksi dari Museum Huta Bolon ini
berupa peninggalan leluhur orang Batak Toba dari Samosir yang antara lain
terdiri atas parhalaan, pustaha
laklak, tunggal panaluan, dan solu
bolon.
Dilihat dari
bentuknya, Gorga yang digunakan pada monumen ini yaitu :
- Gorga ipon-ipon,
Terdapat di bagian tepi gorga. Ipon – ipon dalam bahasa Indonesia artinya
gigi-gigi. Manusia tanpa gigi sangatlah tidak menarik. Begitu pula gorga.
Bentuk dari ipon-ipon ini beragam tergantung dari kemampuan pemahat atau
pelukisnya. Biasanya memiliiki lebar antara 2 sampai 3 sentimeter di
pinggir papan.
- Gorga Simataniari, gorga
ini mengambil bentuk matahari. Terdapat di sudut kiri dan kanan ruma.
Dibuat sebagai symbol betapa pentingnya fungsi matahari dalam kehidupan
sehari-hari.
- Gorga Desa Naualu, gorga
ini mengambil bentuk delapan penjuru mata angin. Orang batak jaman dulu
sudah mengenal mata angin. Mata angin sangat penting kaitannya dengan
aktivitas – aktivitas ritual atau upacara – upacara. Gorga ini memberikan
arti bahwa mata angin sangat penting bagi orang batak.
- Gorga simarogung –
ogung. Gorga ogung memiliki makna bahwa yang terdapat
pada makam tersebut adalah keluarga terpandang.
- Gorga Singa-singa.
Ukiran gorga ini terdapat di setiap gorga. Tidak semua orang batak bisa
membangun ruma yang memiliki gorga disebabkan factor – factor ekonomi dan
social. Orang yang mampu mendirikan ruma dengan gorga adalah orang yang
berwibawa. Itulah sebabnya gorga singa-singa selalu disertakan dalam
setiap ukiran gorga.
- Gorga Jorgom atau Gorga Ulu Singa biasanya
ditempatkan di atas pintu masuk. Bentuknya menyerupai binatang atau
manusia.
- Gorga Boraspati dan Adop Adop. Boraspati adalah
binatang sejenis cicak atau kadal. Binatang ini sangat jarang terlihat.
Orang batak mengartikan Boraspati sebagai symbol kedamaian dan
ketentraman. Gorga ini sering juga dikombinasikan dengan ukiran tarus
(payudara). Payudara bagi orang batak adalah symbol kesuburan dan juga
pertanda bahwa penghuni ruma memiliki banyak keturunan. Bagi orang batak,
banyaknya keturunan adalah pertanda bahwa pemilik ruma memiliki wibawa.
- Gorga Ulupaung terdapat di bagian puncak rumah Gorga Batak. Gorga ini berbentuk kepala yang menyerupai wajah manusia. Tanpa Ulupaung, ruma batak terasa kurang megah. Disamping itu Ulupaung biasanya dibekali dengan kekuatan magis yang dipercaya dapat melawan begu ladang (setan) yang datang dari luar kampung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar